Minggu, 21 Februari 2010

Kebersamaan di Jalan Allah

Betapa indahnya kebersamaan di jalan Allah. Keberjamaahan di bawah panji keimanan. Tali yang mengikat kita adalah kesatuan akidah dan tujuan.

Saudaraku, bersihkanlah diri dengan bertaubat. Amatilah perjalanan yang disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani, dalam kitab Al Isti’dad Li Yaumil Ma’ad tentang 10 sikap yang harus dilakukan oleh seseorang yang bertaubat yaitu; mengucapkan istighfar secara lisan, menyesali perbuatan dosa didalam hati, memutuskan prilaku dosa dari badan, bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, mencintai akhirat, membenci dunia, sedikit bicara, sedikit makan dan minum untuk menggali ilmu, banyak beribadah, dan sedikit tidur.


Menurut Ibnu Hajar, empat sikap pertama yakni; mengucapkan istighfar secara lisan, menyesali perbuatan dosa di dalam hati, memutuskan prilaku dosa dari badan, bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, merupakan syarat yang harus dilakukan oleh siapa pun yang bertaubat.
Sedangkan sikap kelima dan keenam, yakni cinta akhirat dan membenci dunia adalah hasil yang wajar dan buah dari taubat yang bersih dan tulus kepada Allah. “Orang yang bertaubat dengan benar kepada Allah adalah orang yang menggantungkan hatinya pada Ar Rahman dan Pemberi Nikmat yang tak pernah terlintas dalam pikiran manusia. Karena itulah orang yang bertaubat pasti zuhud terhadap dunia. Ia tak kan tertipu seperti sebelumnya. Ia tidak bersedih jika ditinggalkan oleh dunia dan tidak merasa gembira jika di datangi dunia. Ini disebabkan karena dominannya perasaan tergantung pada akhirat dalam hatinya.”

Sikap ketujuh, bukan berarti diam dan bisu tak berhubungan dengan manusia. Tetapi maksudnya adalah sangat hati-hati dalam melakukan apa pun yang dikeluarkan dan dimasukkan melalui mulut. Orang yang bertaubat tidak akan berbicara kecuali bila pembicaraannya bisa menjadikannya diridhai Allah ia sangat takut kepada Allah setelah bertaubat.

Ibnu Hajar mengatakan, “Ia mungkin akan lebih banyak berzikir yang bisa mendatangkan cinta Allah karena ia merasa tidak punya waktu cukup untuk membicarakan selainNya.”

Sikap kedelapan dan kesembilan, yaitu sedikit makan dan minum serta banyak beribadah, adalah sikap yang saling terkait. Sedikit makan dan minum adalah ciri perhatian orang yang memperhatikan kesehatan tubuhnya. Ia tahu bahwa orang yang sakit takkan mampu melakukan ibadah. Makanan adalah salah satu sebab yang menimbulkan penyakit, dan bila dilakukan tanpa kontrol akan mengurangi semangat beribadah.

Sikap terakhir, sedikit tidur, adalah karena orang yang bertaubat merasakan waktunya sangat sedikit dan usianya tidak panjang. Terlalu banyak waktu yang terbuang untuk memperbanyak tidur. “Maka orang yang berfikir akan memerangi tidur sejauh yang ia mampu melakukannya kemudian menyibukkan diri dengan memperbanyak amal ibadah dan taqarrub ilallah,” jelas Imam Ibnu Hajar.

Saudaraku,
Ibnu Qoyyim pernah menyebutkan ada orang yang diberikan Allah surga di dunia kemudian ia memiliki simpanan kenikmatan surga di akhirat. Mereka disebut Ibnu Qoyyim sebagai raja akhirat dan orang yang paling bahagia di dunia. “Mereka adalah orang-orang yang hatinya memandang kefakiran menjadi kekayaan bersama Allah. Memandang kekayaan sebagai kefakiran tanpa Allah. Memandang kemuliaan adalah kehinaan tanpa Allah dan memandang kehinaan adalah kemuliaan bersama Allah. Memandang siksaan sebagai kenikmatan bersama Allah dan memandang kenikmatan sebagai siksaan tanpa Allah. Ia tak melihat kehidupan sebagai kebaikan kecuali bersama Allah. Sebaliknya, hidupnya akan menjadi kematian, kesedihan, kesengsaraan dan kegelisahan selam tidak bersama Allah. Inilah orang-orang yang mendapatkan dua surga. Surga dunia yang didahulukan dan surga akhirat.” [Al Fawaid / 252]

Ya Allah, saksikanlah kebersamaan kami di jalan-Mu. Kuatkan hati kami untuk tidak berfirqoh-firqoh [bergolong-golong, berpartai-partai] dalam keadaan apa pun. Kuatkan barisan kami dalam suka maupun duka. Kami ingin memiliki sifat dan sikap seperti orang yang diucapkan utusanMu, Rasulullah SAW, “Selama Engkau tidak murka kepadaku, aku takkan pernah peduli apa pun yang aku alami.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selama anda membaca tulisan dalam blog ini, maka silahkan komentari.