Rabu, 28 April 2010

Bahaya Televisi Bagi Anak

Mungkin kita masih ingat sebuah SMU di Colorado Amerika Serikat yang dibanjiri darah 25 siswanya. Mereka tewas dibantai oleh dua siswa yang berulah laiknya seorang Rambo. Dengan wajah dingin tanpa belas kasihan, kedua anak itu membrondong temannya sendiri dengan peluru panas. Kejadian ini sungguh menggemparkan dan banyak pakar yang menuding tayangan kekerasan di televise atau computer (game dan internet) sebagai biangkeladi tindak kekerasan yang terjadi di kalangan anak.

Jumat, 23 April 2010

Nasehat untuk Remaja Putri

Dentum kekufukuran terdengar di sana sini. Gimana enggak ? Segala fasilitas hidup dari hiburan sampai semi pendidikan , penuh dengan simbol-simbol kekafiran. Yang sering jadi menjadi sasaran adalah anak-anak dan kalangan remaja terutama kaum hawa.

Bekal Menuju Akhirat

Hari akhir pasti datang. Seluruh manusia kelak akan dibangkitkan dan diperhitungkan sesuai amalnya. Pada hari itu akan terbongkar semua rahasia, tak ada yang bisa dirahasiakan seperti hidup di dunia. Bahkan seluruh rahasia hati saat itu akan dibeberkan oleh Allah SWT.

Sebenarnya, Kapan Hidup Kita Bermula?

Alkisah, di suatu pagi ada seorang lelaki tua yang terbiasa jalan pagi setelah melaksanakan shalat Shubuh. Lelaki tua itu biasanya jalan pagi sejauh kurang lebih satu kilom meter.

Wasiat sebelum Tidur

Dikisahkan suatu ketika, Fathimah merasa lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, terutama pengaruh alat penggiling yang biasa digunakannya untuk menggiling gandum. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah SAW untuk meminta seorang pembantu wanita yang bisa membantunya.

MENGAPA TELAT MENIKAH?

Pernikahan menjadi dambaan banyak orang, terutama para ikhwan dan akhwat. Pernikahan menjadi harapan ketika fungsi-fungsi hormonal tubuh sudah matang. Pernikahan menjadi mimpi indah ketika jiwa tidak lagi bisa dipuaskan dengan menjadi anak ideal. Bahkan, pernikahan menjadi jawaban kongkret atas berbagai “tekanan” sosial yang terus menghantui wanita-wanita Timur.

Indahnya Menikah

Menikah, adalah suatu hal yang dinanti-nanti. Keindahannya tak bisa dibayangkan kecuali bagi yang sudah mengalaminya. Dengan menikah, pikiran, dan hati menjadi tenang, tentram tak terkira. Pandangan jadi lebih bisa terjaga. Lebih dari itu, menikah adalah fitrah setiap anak Adam. Dengan menikah, seseorang bisa semakin lebih dewasa dalam berfikir, berprilaku bahkan dalam mengambil dan memutuskan sebuah pilihan.

Beban Berat Hakim

"'Hakim itu ada tiga golongan. Satu golongan di antaranya akan masuk surga dan dua golongan lainnya masuk neraka. Golongan yang masuk surga, yaitu hakim yang mengetahui kebenaran, lalu ia memutuskan perkara dengan benar, maka ia akan masuk surga."

Selasa, 30 Maret 2010

Keajaiban Otak

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilat: 53).

April Mop: Hari Dimana Umat Islam Dibantai

Maret akan segera usai. Bulan April menjelang. Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari April Mop. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?

DUA PEMIMPIN TUBUH KITA: KELENJAR HIPOTALAMUS DAN KELENJAR PITUITARI

Kenyataan bahwa Anda dapat duduk dengan nyaman di kursi Anda dan membaca kalimat-kalimat ini disebabkan sistem yang mengatur keseimbangan dalam tubuh Anda demi kepentingan Anda. Misalnya, tak peduli berapa pun suhu di luar, tubuh Anda harus selalu dijaga pada suhu tetap, biasanya antara 36,5 dan 37,5 derajat. Penurunan dan kenaikan suhu tubuh secara tiba-tiba dapat menyebabkan kematian. Suhu tubuh orang sehat, berkat sistem ini, berubah paling banyak 0,5 derajat. Dengan cara yang sama, tekanan darah dalam pembuluh darah, jumlah cairan di dalam darah, dan kecepatan fungsi sel harus cermat diukur, serta keseimbangan yang ada dijaga setiap saat.

Senin, 29 Maret 2010

Tiga Kepastian

Jibril as bertugas menyampaikan wahyu dari Allah swt, namun saat ia datang. kepada Rasulullah saw ternyata tidak hanya wahyu yang disampaikannya tapi juga ada pesan-pesan khusus darinya yang disampaikan kepada Nabi, ini menunjukkan betapa penting pesan-pesan yang disampaikannya.

Mengemis Itu Haram

Setiap manusia tentu membutuhkan rizki berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Untuk itu, manusia harus mencari nafkah dengan berbagai usaha yang halal, Bagi seorang muslim, mencari rizki secara halal merupakan salah satu prinsip hidup yang sangat mendasar.

Sifat Manusia Bisa Lebih Hina dari Mahluk Lain

Kemuliaan itu sudah nampak terlihat ketika Allah SWT memberikan pangkat dan kedudukan yang namanya khalifah, ketika manusianya belum diciptakan dan media buminya belum diciptakan Allah sudah memberikan suatu pangkat dan kedudukan berupa khalifah.

Karakter Yahudi

Hari-hari umat Islam Palestina mengalami nasib yang tragis. Dijajah, dibantai dan ditindas oleh orang-orang Yahudi. Padahal Yahudi telah mendapatkan 90% tanah Palestina, sebelumnya hanya memiliki 5%. Dengan cara menyerang, kemudian menduduki dan menjajah Palestina. Untuk itu marilah kita pahami karakter khas mereka. Sehingga kita tidak mudah melupakan kejahatan-kejahatan Yahudi sepanjang sejarahnya.

Mewaspadai Usia Tua

Manusia tidak bisa menghindari usia tua selama ia masih mendapatkan kesempatan hidup di dunia ini. Kita berharap usia tua dengan perjalanan hidup yang semakin panjang membuat manusia semakin memiliki kematangan jiwa sehingga semakin mampu menyikapi kehidupan dunia yang sementara ini yang membuatnya tidak mudah terjebak oleh arus kehidupan dunia yang tidak baik.

Tiga Perkara Agar Hati Tidak Dengki

Menjadi manusia tentu saja harus berusaha mencapai derajat yang tinggi, apalagi sudah begitu banyak kenyataan yang menunjukkan banyaknya manusia dengan derajatnya yang rendah, bahkan sampai lebih rendah dari binatang. Derajat manusia yang tinggi tercermin dari akhlak pribadinya yang mulia, karena itu salah satu yang amat penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa adalah jangan sampai hati kita terserang penyakit iri hati atau dengki. Hal ini karena iri hati merupakan salah satu sifat yang sangat buruk, ia menjadi orang yang senang melihat orang susah dan sedih melihat orang senang.

Hakikat Neraka

Secara harfiyah, neraka artinya api, yakni tempat siksaan dan balasan bagi orang yang tidak beriman kepada Allah swt dan berbuat dosa dalam kehidupannya di dunia. Agar tumbuh ke dalam jiwa perasaan takut kepada neraka, menjadi penting bagi kita semua memahami hakikat neraka yang sesungguhnya, karena memang tidak ada yang bisa membahasakan dahsyatnya penderitaan di neraka, sebagaimana tidak ada yang bisa membahasakan kenikmatan surga. Paling tidak, ada delapan hal yang harus kita perhatikan untuk memahami hakikat neraka.

Menuju Kehancuran Umat

Suatu umat dan bangsa mengalami pasang surut, ada saat dimana mereka hidup dengan kemuliaan dan kejayaan, namun pada saat yang lain dalam kehinaan dan kesengsaraan hingga tercatat dalam sejarah sebagai umat yang terpuruk.

Minggu, 28 Maret 2010

Orang-orang yang Dijamin Masuk Surga

Keinginan menjadi penghuni surga tidak cukup hanya berdo’a, tapi kita harus berusaha memiliki sifat dan amal calon penghuninya dan usaha itu sekarang dalam kehidupan kita di dunia ini.

Selasa, 23 Maret 2010

Keajaiban Janin

Janin dalam kandungan, bukanlah seperti sebuah gumpalan daging yang tak dapat mendengar dan melihat. Sebelum lahir, sistem syaraf dan berbagai macam indera janin sudah sempurna, dengan demikian dapat bereaksi terhadap berbagai macam rangsangan dari luar maupun dalam tubuh ibu.

Minggu, 21 Maret 2010

Mengapa Ahmadiyyah Sesat dan Menyesatkan?

International Jihad Analysis - Di masa Rasulullah SAW ada seseorang yang mengaku nabi, bernama Musailamah Al-Kaddzab. Gelar Al-Kaddzab berarti si Pendusta, karena dia memang berdusta dengan mengaku sebagai nabi. Selain mengaku nabi, Musailamah juga merasa mampu menandingi ayat Al-Qur’an dengan gubahannya sendiri Ad Difda’u atau Katak. Al Jahiz, sastrawan Arab dalam bukunya ‘Al Hayawan’ mengomentari gubahan nabi palsu ini dengan mengatakan: ”Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al-Qur’an itu yang turun kepadanya sebagai wahyu.”

Sabtu, 20 Maret 2010

Sumber Ajaran Syi’ah

Sebenarnya dari mana sih umat syiah mengambil ajaran agamanya? Mengapa kita sering mendengar kawan-kawan syiah berdalil dari Shahih Bukhari? Sebagaimana Ahlussunah memiliki kitab hadits yang berasal dari Nabi, maka sebagai mazhab, syiah harus memiliki kitab-kitab yang berisi sabda para imam ahlulbait, mereka yang wajib diikuti bagi penganut syiah. Lalu mengapa syiah mengemukakan dalil dari kitab-kitab hadits sunni seperti shahih Bukhari dan Muslim? Mereka menggunakan hadits-hadits itu dalam rangka mendebat ahlussunah, bukan karena beriman pada isi hadits itu. Lalu apa saja rujukan syiah Imamiyah?

Al Jazeera dan Penyesatan Opini Media Global

Tidak ada wartawan yang netral. Demikian ungkap Bill Kovack dalam bukunya Element of Journalism. Apalagi wartawan perang, karena perang adalah propaganda. Ironisnya, ketidaknetralan ini dilakukan oleh stasiun televisi Al Jazeera, yang terlanjur di cap Islami. Parahnya, stasiun televisi asal Qatar dengan motto “Being The Channel of The Opinion and The Other Opinion” ini telah mempermalukan diri dengan berbalik ke pihak pasukan salib dan munafik serta kaum pembunuh dan pengkhianat Iraq. Pasalnya, Al Jazeera memanipulasi pembicaraan Syekh Usamah bin Ladin dan membelokkan pesan dari poin-poin yang beliau sampaikan. Kenapa Al Jazeera bisa melakukan hal tersebut ?

Pentingnya Ilmu Dalam Pernikahan

BERGERAKLAH & BERBUAT SESUAI PERAN

”Dan Katakanlah: ’Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. At Taubah : 105)

INTERNATIONAL SEMINAR

INTERNATIONAL SEMINAR
OF ECONOMY SHARIA COMMITEE THE REVIVAL OF ECONOMY SHARIA
Sekretariat Pusat : Pondok Pesantren Al-Fatah, Pasirangin, Cileungsi, Bogor, 16820 , Indonesia. Telp. / Fax : (021) 82498933, Mobile : 081310460021,
E-mail : ekonomisyariah@yahoo.com
Sekretariat Jakarta : Jl. Kayu Jati II 4E, Rawamangun,
Jakarta telp./ fax = +62 21 47861537

No. : 029/PPSIES/IV/1431
Lamp. : -
Hal : Undangan Seminar

Kepada Ykh.
Bapak/Ibu/Saudara/i,


di
Tempat

Rabu, 17 Maret 2010

BERGERAKLAH & BERBUATLAH SESUAI PERAN

”Dan Katakanlah: ’Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS. At Taubah : 105)

Senin, 15 Maret 2010

10 Alasan Mengapa Wanita Enggan Memakai Jilbab

1. Jilbab tidak menarik.
Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.

Urgensi Tarbiyah Islamiyah

Hari ini, kemerosotan akhlak terjadi dimana-mana, tidak menutup kemungkinan di pesantren sekalipun. Kemerosotan akhlak terjadi dimana-mana, mulai dari yang berprofesi sebagai tukang sampai pejabat. Dari lembaga umum sampai institusi publik, bahkan tak terkecuali kantor-kantor yang bergerak dalam bidang keagamaan.

Kebersihan Suami Istri

Kesehatan merupakan salah satu nikmat besar dari Allah yang patut dijaga di samping ia merupakan sumber ketenangan rumah tangga, bagaimana tidak demikian sementara segala aktifitas dan kegiatan kita demi menjaga kelangsungan rumah tangga tidak terlaksana dengan maksimal tanpanya, ia bukan satu-satunya sumber ketenangan rumah tangga akan tetapi percayalah bahwa tanpanya rumah tangga akan berkurang ketenangan dan kebahagiaannya sesuai dengan kadar hilangnya nikmat Allah yang satu ini.

Di Balik Gemerlapnya Pasar

Bagaimana sikap kita terhadap pasar? Apakah sangat gandrung dan mencintainya? Apakah merasa sangat kerasan dan senang ketika berada di dalamnya? Apakah kita termasuk orang yang sering dan gemar masuk, serta jalan-jalan di sana?

Menghidupkan Budaya Baca

Membaca adalah kunci ilmu. Dan apa yang diperintahkan oleh wahyu pertama kali kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam merupakan bukti yang jelas bagi kita tentang pentingnya membaca. Ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam yakni;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam.” (QS. al-’Alaq:1-4)

Jumat, 05 Maret 2010

Sabarnya Ayub as, sabarnya Sulaiman as, sabarnya Yusuf as, dan sabarnya Musa as

Ini bukan untuk membandingkan tingkat kesabaran diantara tiap nabi tersebut, tapi sebuah ilustrasi yang memudahkan kita untuk memahami jenis-jenis kesabaran.

Sabar ujian kesusahan Nabi Ayub as

Sungguh Ayub as seorang yang sangat sabar melawan godaan kesusahan yang berniat mematahkan keteguhan imannya? Allah telah mengujinya dengan berbagai penderitaan sakit fisik luar dan dalam yang sangat dahsyat dan menjijikkan, dan itu terjadi hampir sepanjang usianya.

Mengapa Niat Belum Terwujud Sudah Diberi Pahala ?

Hati Untuk Menilai Suatu Persoalan

Hati adalah kekuatan bawah sadar manusia untuk memengerti, memahami dan menilai segala persoalan, berdasarkan pedoman nilai-nilai kebaikan fitrah. Bila hati bersih maka manusia mampu secara jernih menggunakan potensi fitrah untuk memahami, mengerti dan menilai sesuatu, bahkan bisa melakukannya secara lebih mudah, lebih cepat dan lebih baik dibanding akal. Rasulullah SAW menjelaskan hal ini dalam salah satu sabdanya, “Ingatlah, dalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging, bila ia baik akan baiklah seluruh tubuh itu, bila ia rusak maka akan rusak pula tubuh itu seluruhnya. Segumpal daging itu adalah hati (qalbu).“ (HR Bukhari – Muslim).

Hati Ibarat Rumah

Ada tiga macam rumah, pertama, Rumah Raja, di dalamnya ada simpanannya, harta dan perhiasannya. Kedua, Rumah Kelas Menengah, di dalamnya ada simpanan, harta dan perhiasan yang sedang-sedang saja. Dan ketiga adalah Rumah si Miskin, tidak ada isinya.

Sujud Bikin Cerdas

Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!

Iman dan Optimisme

Apakah yang Anda rasakan ketika musibah menyambangi kehidupan kita? Yang pasti, rasa derita, sengsara, dan duka lara akan membalut sukma. Hal ini manusiawi. Namun, yang berbahaya apabila ujian dan cobaan Ilahi tersebut melahirkan benalu pesimisme dan mencabut akar optimisme dari relung diri.

Lima Wasiat Abu Bakar

Sahabat Rasul SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, berkata, ''Kegelapan itu ada lima dan pelitanya pun ada lima. Jika tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memerosokkan kita ke dalam panasnya api neraka. Tetapi, barangsiapa teguh memegang lima pelita itu maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.''

Sedekahnya Orang Miskin

''Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.''(QS al-Baqarah [2]:148)

Mendengar ayat di atas, beberapa orang sahabat, dari kalangan Muhajirin yang miskin, mengadu kepada Rsulullah bahwa mereka iri dengan keadaan para sahabat yang lain. Karena berkecukupan, maka mereka akan gampang untuk berbuat kebaikan. Sementara mereka, karena kepapaannya, hanya bisa memberikan sedikit, atau malah tidak sama sekali.

Golongan Merugi

Kecenderungan manusia untuk melupakan hakikat kehidupan semakin menggejala di zaman teknologi ini. Globalisasi telah menghancurkan tembok-tembok keimanan kecuali mereka yang ditakdirkan selamat. (Maryam Jameelah).

Bahaya Riya'

Suatu hari Rasuallah SAW bersabda kepada para sahabat, ''Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik paling kecil.'' Maka beliau ditanya oleh sahabat tentang itu. Beliau berkata, ''Syirik kecil itu adalah riya'.'' (HR Ahmad).

HASAD

Hasad atau dengki merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad ialah keinginan atau harapan agar nikmat yang diperoleh seseorang lenyap, baik nikmat itu dalam hal agama atau pun keduniaan. Hasad selain membahayakan hati juga berbahaya bagi badan, dan merusak agama seseorang.

Menangis Karena Takut Pada Allah

Menangis adalah karunia Allah Subhannahu wa Ta'ala yang sangat besar yang diberikan kepada manusia. Setiap orang yang menangis tentu memiliki alasan-alasan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Bisa jadi seseorang menangis karena takut pada sesuatu, karena bahagia, karena terharu, bisa jadi juga seseorang menangis karena iba, karena menderita, karena kehilangan sesuatu, kematian, musibah dan sebagainya.

Senin, 01 Maret 2010

Jauhi Sifat Angkuh dan Sombong

Sifat angkuh dan sombong telah banyak mencelakakan makhluk ciptaan Allah subhanahu wata’ala, mulai dari peristiwa terusirnya Iblis dari sorga karena kesombongannya untuk tidak mau sujud kepada Nabi Adam alaihis salam tatkala diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk sujud hormat kepadanya.

Bekal Mati Semasa Hidup

Dalam kitab Zahri Riyadl, dikisahkan bahwa Nabi Ya'qub telah bersahabat dengan malaikat maut. Suatu ketika Malaikat maut datang menjumpainya. Nabi Ya'qub bertanya,

"Hai Malaikat Maut, engkau datang sekadar untuk mengunjungi aku atau hendak mencabut nyawaku?"
"Aku datang sekadar berkunjung."
Ya'qub menimpali, "Jika demikian, aku punya hajat kepadamu."
"Apa hajatmu?"
"Aku minta agar engkau memberitahu aku jika telah dekat ajalku dan engkau mau mencabut nyawaku."

Amalan Lahir dan Amalan Batin

SYARIAT ialah amalan-amalan lahir yang diperintahkan kepada umat Islam baik wajib maupun sunat. Dan apa saja yang dilarang baik yang haram atau makruh termasuk juga amalan-amalan yang kedudukannya mubah.

Akhlak Mulia

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghendaki Islam menjadi ajaran yang kekal, penutup ajaran-ajaran sebelumnya. Ia diperuntukkan bagi seluruh manusia dengan bermacam perbedaan yang ada pada mereka, baik waktu, tempat, warna kulit dan kebangsaan. Allah menjadikan kekhususan dan keistimewaan yang banyak sekali di dalam Islam, sempurna lagi menakjubkan. Senantiasa dan benar-benar sesuai dengan kondisi di setiap zaman dan tempat. Semua ini berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala yang membimbing hamba-hamba-Nya menuju kebahagiaan dunia dan akherat, kehidupan yang aman dan tentram lahir-batin, demi mencapai hakekat kemuliaan hidup yang sempurna.

Selasa, 23 Februari 2010

Nasihat untuk Pemimpin

[Pernah dimuat di Opini Harian Serambi Indonesia, 10 July 2009]
Secara etimologi nasihat berasal dari kata nashaha, bermakna khalasa (murni). Menurut Abu Amr bin Salah, nasihat menghendaki suatu kebaikan untuk orang lain dengan cara ikhlas baik berupa tindakan atau kehendak. Dalam pandangan Islam, nasihat adalah pilar agama, sangat penting dan penyanggah kebenaran yang paling fundamental. Rasulullah saw, dari Tamim Ad Dary menegaskan: “Agama adalah Nasihat”. Kami bertanya: Untuk siapa? Beliau bersabda: “Untuk Allah, KitabNya, Rasul-Nya dan para pemimpin kaum muslimin serta seluruh Umat Islam”.(H.R Muslim dan An-Nasa’i)

Urgensi Muhasabah

Setiap muslim dituntut untuk senantiasa bermuhasabah (introspeksi diri). Apakah yang kita kerjakan sudah sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah SWT atau masih banyak mengikuti hawa nafsu untuk memuaskan keinginan dunia saja.

Mengutamakan Orang Lain

Mengutamakan Orang Lain
Alkisah, ketika pembebasan Mekkah, Ikrimah bin Abu Jahal termasuk orang yang dihukum mati. Namun, karena sifat pemaaf Rasulullah SAW, Ikrimah yang saat itu melarikan diri akhirnya diampuni oleh Rasulullah SAW seraya bersabda, "Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian semua sebagai mukmin dan muhajir."

Liwath

"Yang paling aku khawatirkan atas kamu ialah, perbuatan kaum Luth. Allah melaknat orang yang mengerjakan perbuatan kaum Luth (homoseksual/liwath), Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth." (HR. Ibnu Majah)

Membalas Jasa Ibu

Sepanjang sejarah peradaban manusia, peran seorang ibu sangat besar dalam mewarnai dan membentuk dinamika zaman. Lahirnya generasi-generasi bangsa yang unggul dan pinunjul, kreatif, penuh inisiatif, bermoral tinggi, bervisi kemanusiaan, beretos kerja andal, dan berwawasan luas, tidak luput dari sentuhan peran seorang ibu. Ibulah orang yang pertama kali memperkenalkan, menyosialisasikan, menanamkan, dan mengakarkan nilai-nilai agama, budaya, moral, kemanusiaan. pengetahuan, dan keterampilan dasar, serta nilai-nilai luhur lainnya kepada seorang anak. Dengan kata lain, peran ibu sebagai pencerah peradaban dan pusat pembentukan nilai, tak seorang pun menyangsikannya.

Meraih Khusnul Khotimah

Khusnul khatimah adalah akhir kehidupan yang baik yang menjadi dambaan setiap manusia (islam). Namun untuk meraihnya ternyata tidak mudah. Hal ini karena manusia tidak diberi tahu oleh Allah SWT kapan kematian itu menjemputnya. Allah SWT berfirman tentang apa yang tidak dapat diketahui oleh manusia secara mutlaq: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Qs. 31/luqman :34).

Do'a Bersama Setelah Shalat

Oleh Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

Tanya: Saya menyaksikan sebagian orang-orang yang shalat berjamaah seusai mereka shalat, mereka berdoa dengan bersama-sama, setiap kali mereka selesai shalat, apa hal ini dibolehkan? Berilah kami fatwa semoga Anda mendapat balasan di sisi-Nya.

Minggu, 21 Februari 2010

Delapan Masalah Yang Jelas

Diriwayatkan oleh Syaqiq Al Balakhi. Beliau pernah bertanya kepada seorang sahabatnya dan sekaligus juga menjadi muridnya bernama Hatim. Beliau bertanya, ''Sudah lama engkau bersahabat denganku. Selama ini pelajaran dan hikmah apa saja yang telah engkau dapatkan?''

Maka Hatim menjawab, pertama, “Aku melihat setiap orang mempunyai kekasih pujaan hatinya. Tetapi orang itu telah berada dikuburan (sudah meninggal),kuliat semua kekasihnya meninggalkannya.Karena itulah aku menjadikan kebaikan dan semua amal ibadahku sebagai kekasihku karena aku tau ia senantiasa menyertaiku walaupun aku kelak telah dipekuburan (telah meninggal).

Kebersamaan di Jalan Allah

Betapa indahnya kebersamaan di jalan Allah. Keberjamaahan di bawah panji keimanan. Tali yang mengikat kita adalah kesatuan akidah dan tujuan.

Saudaraku, bersihkanlah diri dengan bertaubat. Amatilah perjalanan yang disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani, dalam kitab Al Isti’dad Li Yaumil Ma’ad tentang 10 sikap yang harus dilakukan oleh seseorang yang bertaubat yaitu; mengucapkan istighfar secara lisan, menyesali perbuatan dosa didalam hati, memutuskan prilaku dosa dari badan, bertekad untuk tidak kembali melakukan kemaksiatan, mencintai akhirat, membenci dunia, sedikit bicara, sedikit makan dan minum untuk menggali ilmu, banyak beribadah, dan sedikit tidur.

Kekuatan Sikap

“Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia telah beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia terlaknat”[Al Hadis].

Senin, 15 Februari 2010

Pemimpin Visioner

Memimpin tidak semudah membalikan telapak tangan, apalagi yang dipimpin adalah sebuah negara yang berjumlah penduduk banyak, beragam budaya dan bahasa, beragam karekter, wilayah yang sangat luas baik darat maupun laut hampir sama luasnya dengan Eropa.

Ridho Orang Tua

Saudaraku...jika Qta mau jujur dan bertanya kepada nurani Qta,"Sudahkah selama ini kita berbakti kepada dua orang tua terutama ibu kita melebihi cinta kita kepada anak istri dan orang-orang yang kita cintai lainnya?"

Saudaraku...? Selama ini, sudahkah kita berazzam ingin membahagiakan ayahibu kita selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia fana ini?

Ingat saudaraku....? Apapun yang telah kita raih di dunia ini tak ada artinya jika kita tak bisa membaginya kepada dua orang tua kita. Meski kita punya istri cantik, jabatan tinggi, harta dan anak yang sangat kita cintai, semua itu takkan pernah mampu menjadi penebus atas jasa orang tua kita.

Mencintai Masjid

Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah SAW. Karena itu, pada saat singgah di Quba dalam perjalanan hijrah ke Madinah, beliau membangun masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Quba, bahkan ketika sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi.

Ijinkan Aku Menciummu Ibu..

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku dipaksa membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kamis, 11 Februari 2010

Dialog-dialog Jiwa

Hidup ini perjuangan. Hidup ini ujian. Bahkan dalam perjalanan hidup yang kita lalui ini, penuh aral malang melintang. Kita juga dihadapkan dengan musuh terbesar yang setiap saat bisa menjerumuskan. Dialah hawa nafsu.

Dalam hidup ini, terkadang, permasalahan satu belum usai dan tuntas, datang lagi masalah-masalah lain yang tak kalah pelik dan kusutnya. Kita sebagai manusia yang sangat lemah tak kan pernah bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut seorang diri. Dibutuhkan dialog-dialog jiwa yang tulus lagi suci untuk menyelesaikannya.

Fasilitas 100% Gratis

Betapa asyiknya hidup ini. Dengan fasilitas gratis 100%, Allah kirim kita ke dunia fana ini untuk menjadi wakil [kahlifah]Nya. Fasilitas-fasilitas itu antara lain; panca indera yang sempurna, akal yang sehat dan tentu saja hati nurani. Semua itu, Allah berikan cuma-cuma.

Namun demikian, mengapa masih ada di antara kita tidak memanfaatkan fasilitas gratis 100% dari Allah itu? Bahkan sebagian kita lebih cendrung menggunakannya pada tempat yang tidak layak?

Sudahkah Doa-doa Kita Menjadi Senjata?

“Doa adalah senjata seorang muslim, tiang penyangga agama, serta lentera langit dan bumi.” [HR. Al Hakim]

“Kehati-hatian tidak akan menggagalkan takdir, dan doa berguna untuk musibah yang sudah menimpa atau belum menimpa. Jika bala’ menimpa, maka doa akan menghadangnya dan akan bertarung sampai hari kiamat.” [HR. Al Hakim]

Selasa, 19 Januari 2010

Tipudaya Dunia

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
[Qs. Al Ankabut: 64]

Raphel De Rotschild-cucu orang super kaya Prancis, Elie De Rotschild—ditemukan tewas mengenaskan di apartemen mewahnya di New York. Ahli waris dinasti finansial raksasa Yahudi itu tidak mampu menahan kelebihan overdosis narkotika di usia mudanya, 23 tahun.

Mengapa Merokok Haram...?

“Dan belanjakanlah di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

Dalam literatur fiqih Islam klasik, masalah rokok tidak pernah ditulis. Kemungkinan besar karena rokok di zaman itu belum lagi dikenal. Baru pada beberapa abad yang lalu peradaban manusia mengenal rokok. As-Syeikh Ali Thanthawi mengatakan bahwa rokok di negerinya baru dikenal 1.000-an tahun yang lalu.
Itu pun belum lagi diketahui sejauh mana bahayanya pada kesehatan. Karena itu bila kita mengacu pada literatur klasik, tidak kita temukan pernyataan mereka tentang rokok.

Senin, 18 Januari 2010

10 Bahan Makanan Aneh yang Dikonsumsi Manusia

Mengejutkan! Daftar ini memuat 10 bahan makanan yang tidak biasa. Mungkin anda baru tahu kalau emas, aspal cair, permis untuk pengkilap meuble, bahkan kotoran hewan bisa menjadi bahan makanan. Malah permis digunakan dalam kembang gula (permen coklat) yang sering kamu makan. Nggak percaya? Nah berikut ini 10 bahan makanan yang kategori tidak biasa.

Minggu, 17 Januari 2010

Menggunjingkan Kebaikan, bukan Keburukan

Dalam suatu majlis, seorang ulama besar dipuji oleh jamaahnya. Sifatnya yang baik disanjung-sanjung, dan kebajikannya dibesar-besarkan sampai ulama tersebut merasa malu.

"Cukuplah saudara-saudara," kata sang ulama untuk menghentikan sanjungan, "Sesungguhnya saya ini tak lebih bagaikan burung merak."

"Apa maksud kiai?"

"Ya, merak dipuji karena bulunya yang bagus. Tapi burung itu sendiri malu karena kakinya yang pendek. Begitu pula yang terjadi pada diri saya. Kalian hanya tahu kebajikan saya karena kalian dapat melihat dengan mudah. Segalanya memang terbuka, tetapi kalian tidak dapat melihat kekurangan dalam hati saya dan berbagai cacat yang tersembunyi. Cuma saya yang tahu.

Selasa, 12 Januari 2010

Tangga-tangga Cinta

“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
(QS. At Taubah : 24)

Yang Manakah Anda.... ?

Siapakah orang yang sibuk ?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil pusing akan waktu shalatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang di timpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata, "Ya Rabbi Aku ridha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Tragedi Terbesar Bagi Dunia Islam

Satu peristiwa tragis yang merupakan tragedi terbesar bagi Dunia Islam yang dilupakan oleh Umat Islam adalah peristiwa 3 Maret 1924, secara resmi kekhilafahan Islam dibubarkan oleh seorang pemberontak bernama Mustafa Kamal Attatruk, seorang pencetus dan pendiri gerakan politik Al-Ittihad wa al-Taraqqi pada tahun 1909 yang bersifat Nasionalis Sekuler.

Langkah Setan Menelanjangi Wanita

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su'). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian musli-mah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

Kisah Ashabul Ukhdud

Kisah ini terdapat di dalam shahih Muslim jilid 4/hadits no. 2005, dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ada seorang raja yang hidup sebelum kalian. Dia mempunyai seorang tukang sihir. Tatkala tukang sihir tersebut usianya telah tua renta, dia berkata kepada sang raja, "Sesungguhnya aku telah tua, maka kirimkanlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir!" Maka dikirimlah seorang pemuda kepadanya untuk diajari sihir.”

Khilafah dalam Tinjauan Syar’i

Kesadaran terhadap penegakkan khilafah, belakangan ini semakin mengemuka. Ditandai semakin maraknya kelompok-kelompok islam yang menyerukan kepada umat Islam agar bersatu padu dalam satu wadah ‘khilafah’. Hal ini tidak terlepas dari upaya keji kaum Zionis Yahudi dan Nasrani yang kian hari semakin brutal memerangi muslimin dimanapun berada.

Khilafah, Negara, dan Kerajaan, Sebuah Paradoks

Gencarnya gerakan Ghozwul Fikri yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam telah membuat beberapa konsep syariat Islam yang begitu fundamental dikalangan muslimin menjadi bias pengertiannya. Seperti halnya dengan kekhilafahan (kepemimpinan sentral muslimin) oleh sebagian muslimin telah salah diartikan bahkan banyak dilupakan. Mereka beranggapan bahwa kekhilafahan merupakan konsep kenegaraan, atau kerajaan, bukan nubuwwah/wahyu.

Kewajiban Beribadah

“Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepda-Ku.”
(QS. Adzariyat : 56)

Manusia dan Jin diciptakan di dunia ini tidak sia-sia apalagi sekedar bermain-main. Tugas utama yang diemban adalah untuk beribadah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ada beberapa hal yang mewajibkan manusia untuk beribadah kepada-Nya antara lain;

Puasa Bulan Muharam

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Muharam, sedang salat yang paling afdal sesudah salat fardu adalah salat malam."
(HR Muslim)

Ketegasan Khalifah Umar

Khalifah Umar berkhutbah di hadapan manusia untuk pertama kalinya sejak mendapat amanah sebagai khalifah seraya mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa manusia takut terhadap ketegasanku dan takut terhadap kekerasanku.”

Mereka mengatakan, ‘Umar bersikap keras kepada kita ketika Rasulullah SAW masih berada di tengah-tengah kita. Kemudian dia bersikap keras kepada kita ketika Abu Bakar menjadi pemimpin kita; lalu bagaimana halnya jika dia menjadi pemimpin?’

Kasih Sayang Rasulullah SAW

Kasih sayang Rasulullah saw kepada umatnya tiada taraa. Banyak fenomena yang dapat dijadikan bukti betapa Rasullah saw teramat menyayangi umatnya. Tentunya kita semua masih ingat bagaimana keadaan bangsa Arab sebelum kedatangan Rasulullah saw yang membawa dan menyebarkan ajaran Islam. Mereka adalah umat yang bejat akhlaknya, rusak moralnya. Bangsa Arab pada masa jahiliyah terbiasa mengubur bayi-bayi perempuan mereka hidup-hidup tanpa belas kasihan karena dianggap sebagai aib. Perjudian, mabuk-mabukan, buka-bukaan aurat, dan segala bentuk kemaksiatan menjadi santapan sehari-hari bangsa Arab pada masa jahiliyah.

Kaburamaqtan

Allah SWT berfirman, "Mengapa kalian mengajak orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (akan kewajib-an)mu sendiri, padahal kalian membaca Al kitab? Maka tidaklah kalian berfikir?" (QS. Al-Baqarah: 44).

Jangan Putus Asa

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Anas RA disebutkan bahwa telah datang
seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW. Dia lalu berkata, ''Ya, Rasulullah,
sesungguhnya aku telah berbuat dosa.'' Nabi menjawab, ''Mintalah ampun kepada Allah.'' Lelaki
itu kembali berkata,
''Aku bertobat, kemudian kembali berbuat dosa.

Larangan Meminta-minta

Jika kita melihat dan memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi belakangan ini, maka kita akan mendapati sebagian dari kaum muslimin berada dipinggir jalan mencoba mengais rezeki dengan menengadahkan tanganya kepada setiap orang yang melintas. Ini adalah suatu pemandangan yang sangat memilukan hati.

Jalan Menuju Qana'ah

Qana'ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

Hindarkan Rumah Dari....

Setiap muslim berharap rumah tangganya baik. Kebaikan terwujud dengan melakukan sebab-sebabnya ditambah dengan menghindari perusaknya. Tanpa sebab-sebab kebaikan, kebaikan tidak terwujud, begitu pula ketika sebab-sebab kebaikan terwujud tetapi perusaknya tidak disingkirkan maka kebaikan juga tidak terwujud.

Teladan Imam Hanafi

Menurut riwayat, ayah Imam Hanafi [Tsabit] dikala masih kecil pernah diajak orang tuanya berziarah kepada Ali bin Abi Thalib ra. Waktu itu Ali berkenan menerima tamunya dan sebelum kembali ke rumah, Ali berdoa, “Mudah-mudahan dari antara keturunan Tsabit ada yang menjadi orang yang tergolong baik-baik dan berderajad luhur.”

Imam Hanafi adalah seorang yang kuat jiwanya, selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan beribadat dan beraklaq karimah. Imam Ibrahim bin Ikrimah berkata pernah berkata tentang Imam Hanafi, "Di masa hidupku, belum pernah aku melihat seorang alim yang amat benci kemewahan hidup dan lebih banyak ibadahnya kepada Allah dan yang lebih pandai tentang urusan agama, selain Imam Abu Hanifah."

Abu Hanifah terkenal berani dalam menegakan kebenaran yang telah diyakini. Berani dalam pengertian yang sebenarnya, berani yang berdasarkan bimbingan wahyu Ilahi. Ia tak cinta terhadap kemewahan hidup, maka tak sedikitpun hatinya khawatir menderita sengsara.

Dia berani menolak kedudukan yang diberikan oleh kepala negara; berani menolak pangkat yang ditawarkan oleh pihak penguasa waktu itu dan tidak sagggup menerima hadiah dari pemerintah berupa apapun. Karena ia ditangkap dan di penjara, dipukul, didera dan dianiaya menyebabkan kematiannya.

Suatu hari Gubernur Iraq Yazid bin Amr menawarkan jabatan Qadli kepada Imam Hanafi, tetapi ia menolaknya. Tentu saja sang Gubernur tersingggung dan kurang senang. Perasaan kurang senang itu menumbuhkan rasa curiga. Oleh sebab itu, segala gerak-gerik Imam Hanafi diamati.

Akibatnya, Abu Hanifah diberi ancaman hukum cambuk atau penjara jika masih juga menolak tawaran itu. Sewaktu mendengar ancaman tersebut, ia menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan menduduki jabatan itu, sekalipun aku sampai dibunuh karenanya."

Sejumlah ulama besar negeri Iraq mengkhawatirkan nasib Imam Abu Hanifah. Mereka datang berduyun-duyuun ke rumahnya untuk menyampaikan harapan supaya dia menerima jabatan itu.

Imam Hanafi tetap teguh, tak bergeming sedikitpun dari kebenaran pendirianya. Akibatnya ia ditangkap dan dipenjarakan oleh polisi negara selama dua Jum'at. Gubernur memerintahkan agar Imam Abu Hanifah setiap hari dicambuk sebanyak 10 kali.

Ketika Imam Hanafi keluar penjara, tampak kelihatan di wajahnya bengkak-bengkak bekas cambukan. Hukuman itu disambut dengan penuh kesabaran serta dengan suara bersemangat ia berkata, "Hukuman dunia dengan cemeti masih lebih baik dan lebih ringan bagiku daripada cemeti di akherat nanti."

Demikian hal ihwal Imam Abu Hanifah tatkala menghadapi ujian berat pada pertama kali. Padahal ia sudah berusia agak lanjut, kurang lebih 50 tahun.

Imam Abu Hanifah di usia itu sempat menyaksikan peralihan kekuasaan negara, dari tangan bani Umayyah ke tangan bani Abbasiyyah sebagai kepala negara pertama adalah Abu Abbas as Saffah. Sesudah itu kepala negara digantikan oleh Abu Ja'far al Manshur, saudara muda dari Khalifah sendiri. Wallahua’lam

5 Perusak Hati

Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah niscaya dan wajib.

Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'

Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman, "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat.

Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.

Larut dalam angan-angan kosong

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai.

Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.
Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, "Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

Makanan

Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi.

Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan: "Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Kebanyakan tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Disadur dari Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah)

Amarah

''Bukanlah orang yang kuat itu adalah seorang pegulat, namun yang disebut orang kuat adalah mereka yang bisa mengendalikan amarahnya.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Empat belas abad yang lalu Rasulullah SAW secara tegas telah menyebutkan bahwa seorang pemarah merupakan seorang yang lemah. Lemah mengadung arti baik secara fisik ataupun mental. Menurut ahli kesehatan jiwa, Dr Guy A Pettitt, dalam artikelnya Forgiveness and Health, secara fisik marah yang berkepanjangan berdampak pada stres dan urat-urat menjadi tegang. Akibatnya, akan timbul rasa sakit di bagian leher, punggung, dan lengan.

Begitupun sirkulasi darah ke jantung dan anggota tubuh lainnya menjadi terhambat, sehingga kandungan oksigen dan nutrisi dalam sel berkurang, pecernaan dan pernapasan juga akan terganggu. Sistem kekebalan tubuh pun melemah, sehingga tubuh menjadi sangat rawan terserang penyakit.

Secara mental, marah berdampak sangat fatal terhadap kejiwaan seseorang, karena dengan marah, terkadang seseorang tidak bisa mengontrol diri. Sehingga, sangat memungkinkan untuk berbuat sesuatu di luar kendalinya, seperti mencaci, memukul, bahkan mungkin membunuh.

Allah SWT mengajarkan kepada hambanya untuk bersikap gampang memaafkan kesalahan seseorang, sebagaimana Allah SWT sangat gampang mengampuni dosa-dosa hambanya. Malah, Allah SWT mencela orang yang suka marah dengan menyebutnya sebagai orang bodoh. Sebagaimana firman-Nya, ''Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.'' (QS Al-A'raf [7]:199).

Dr Frederic Luskin dalam bukunya Forgive for Good sebagaimana yang dikutip Harun Yahya, menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran, dan percaya diri, sehingga akan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat, dan stres.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, ''Tidaklah kelemahlembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, dan tidaklah kelembutan itu dicabut kecuali akan menjadikannya jelek.'' (HR Muslim). Maka, kalau ingin hidup sehat, jadilah seorang pemaaf. Wallahu a'lam bi ash-Shawab.

Saatnya Tinggalkan Maksiat

''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.'' (QS Al-Baqarah [2]: 183). Salah satu ciri orang bertakwa adalah tidak melakukan perzinaan dan tidak mengonsumsi narkoba/naza (narkotika, alkohol, dan zat adiktif). Allah berfirman, ''Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.'' (QS Al-Isra' [17]: 32).

Senada dengan itu, Nabi SAW menyatakan, ''Apabila perzinaan sudah meluas di masyarakat dan dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa), maka infeksi dan penyakit mematikan yang sebelumnya tidak terdapat pada nenek moyangnya, akan menyebar di antara mereka.'' (HR Ibnu Majah, Al Bazzar dan Baihaqi).

''Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan akal sehat adalah khamar (alkohol), dan setiap khamar adalah haram.'' (HR Abdullah bin Umar RA). Dari hadis di atas jelaslah perzinaan diharamkan meski memakai kondom sekalipun, dan juga narkoba/naza. Karena kedua hal ini termasuk perbuatan keji dan mungkar.

Dengan berpuasa kedua hal tersebut dapat dicegah sebagaimana Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya menyatakan, ''Puasa bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum. Namun, sesungguhnya puasa itu mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan kotor dan keji (mungkar).'' (HR Al Hakim). Juga, ''Sesungguhnya peperangan terbesar (di muka bumi ini) adalah peperangan melawan hawa nafsu dirinya sendiri.'' (HR Thabrani dan Baihaqi).

Puasa menunjukkan keimanan seseorang untuk melawan hawa nafsu dirinya sendiri. Perzinaan dan mengonsumsi narkoba/naza adalah salah satu bujukan nafsu. Andai kata pun sudah telanjur segeralah berobat, shalat, berdoa dan berzikir, serta puasa untuk memperoleh ampunan Allah SWT. Sabda Rasulullah SAW, ''Barang siapa yang telah menjalankan ibadah puasa dengan sempurna serta ikhlas karena Allah semata, maka Allah mengampuni dosa-dosa tahun sebelumnya.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Ilmu Yang Bermanfaat

Orang yang berilmu disebut alim. Dan orang yang tidak berilmu dikatakan jahil (bodoh). Seorang alim dapat memberikan jalan bagi orang yang berada di dalam kegelapan, sedangkan orang jahil bisa menyesatkan jalan seseorang. Maka, orang alim tentu saja tidak sama dengan orang yang jahil.

IDr Sami Afifi Hijazi dalam bukunya, Madkhal li Dirasah al-Falsafah al-Islamiayah mengatakan salah satu anugerah Allah SWT bagi manusia adalah akal. Artinya, mensyukuri nikmat akal itu dengan cara menggunakannya secara optimal baik membaca teks maupun realitas. Misalnya, mengkaji ilmu pengetahuan, menelaah ilmu agama, memikirkan jagat raya sebagai tanda kekuasaan-Nya, bertafakur (berpikir) dan lain sebagainya.

IAllah Azza Wajalla berfirman, ''Sesunggahnya dalam penciptaan langit dan bumi serta bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.'' (QS Ali-Imran [3]: 190) Berpikir tandanya berilmu, maka mencari ilmu adalah proses seseorang di dalam mengembangkan pikirannya. Orang yang berilmu dapat dikatakan cahaya yang menerangi kegelapan.

IKarenanya, ilmu akan memberikan manfaat jika disertai dengan beberapa varian. Pertama, ilmu dan amal. Antara ilmu dan amal tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana disinyalir oleh Imam Al-Ghazali, ''Seluruh manusia berada di dalam kebinasaan kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu pun akan binasa kecuali yang mengamalkan ilmunya.''

IKedua, ilmu, amal dan ikhlas. Ketiga varian ini mesti selalu bergandengan. Allah Azza Wajalla berfirman, ''Dan tidaklah mereka diperintah oleh Allah melainkan supaya beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.'' (QS Albayyinah [88]: 05) Orang yang tidak ikhlas dalam melaksanakan amalannya dikatakan riya'. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya yang paling aku takuti dari kalian adalah syirik kecil, yaitu riya'.'' (HR Imam Ahmad)

Ilmu seseorang senantiasa memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, jika disertai amalan dan ikhlas. Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada sesamanya. Apabila salah satu hilang dari seorang alim, ia akan hilang kemanfaatannya. Maka, berpikir, mesti dibarengi dengan amalan yang ikhlas supaya menjadi ilmu yang bermanfaat. Wallahu a'lam bish-shawab.

Empati Bagi Si Miskin

Namanya Udin. Usianya sudah tidak muda lagi. Tapi, dia pantang berdiam diri. ''Malu bagi saya menengadahkan tangan,'' ujarnya suatu ketika. Orang mengenalnya sebagai tukang serabutan, kadang memperbaiki genting yang bocor, membenarkan engsel pintu, membersihkan halaman, atau sekadar menambal pipa air yang bocor.

Lama dia tak muncul di Jakarta Selatan, tempat dia biasa menawarkan jasa. Tak ada salamnya di Kantor PP Aisyiyah yang sudah ibarat rumah kedua baginya.

Beberapa orang berinisiatif menyusulnya ke desa asalnya di Cianjur, Gerbang Marhamah. Kabarnya sungguh mengejutkan, Pak Udin meninggal dunia. Dia sakit, dan tak ada yang membawanya ke dokter karena tak ada dana. Yang mengejutkan adalah cerita sehari menjelang ajal. Tetangganya menemukan Pak Udin dengan tubuh panas, tengah memegangi perutnya. ''Saya lapar. Tiga hari saya belum makan.''

Pak Udin tak seharusnya kelaparan. Daerahnya adalah lumbung padi. Saat itu, musim panen baru saja dimulai. Seandainya saja ada satu saja orang yang peduli.

Di sekitar kita, mungkin ada Udin-Udin yang lain. Mereka miskin, namun berjuang untuk tidak menjadi peminta-minta. Tubuhnya yang makin renta dimakan usia 'digadaikan' demi sepiring nasi.

Pada Ramadhan ini, mari kita mulai menjadi pribadi yang peduli dan penuh empati. Puasa menurut syara artinya menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari waktu imsak hingga terbenamnya matahari.

Mencegah dari makan dan minum mengandung makna sosial agar kita turut merasakan bagaimana orang miskin seperti Pak Udin menahan lapar. Sebagaimana Ibnul Qoyyan menyatakan, ''Puasa dapat mengingatkan orang-orang berpunya akan penderitaan dan kelaparan yang dialami orang-orang miskin.''

Di negeri yang sudah 62 tahun merdeka ini, masih banyak mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, mereka mati di lumbung padi. Kenapa? Karena mereka hanya menjadi buruh upah di sawah-sawah besar yang dimiliki orang-orang berpunya, yang ketika panen, tak sebiji padi pun yang singgah ke rumah-rumah mereka.

Mari kita mulai hari ini, agar orang-orang seperti Pak Udin tak harus kelaparan saat ajal menjemputnya.[sumber: www.republika.co.id]

Berbagi

Rasulullah SAW bercerita, ''Ada seorang lelaki sedang berjalan di Padang Sahara, sebuah tempat di muka bumi. Tiba-tiba ia mendengar suara dari atas awan, 'Turunkanlah hujan di kebun milik si Fulan!' Kemudian awan itu pun bergerak dan mencurahkan air hujan di atas tanah harrah (tanah yang berbatu hitam). Seketika salah satu dari parit-parit tanah harrah itu dipenuhi air.

Si lelaki itu menelusuri jalannya aliran air. Dan tiba-tiba ia melihat seseorang sedang mengatur aliran air dengan cangkulnya. Lelaki itu berkata kepadanya, 'Wahai hamba Allah, siapakah namamu?' Si pemilik kebun menjawab, 'Nama saya Fulan' (persis seperti nama yang disebutkan di atas awan tadi).

Kemudian si pemilik kebun balas bertanya, mengapa dia menanyakan namanya. Lelaki itu pun menceritakan apa yang baru didengarnya. 'Apa yang telah engkau perbuat dengan kebunmu ini?' tanyanya kemudian.

Si pemilik kebun menjawab, 'Aku selalu menunggu hasil dari kebunku ini. Dari hasilnya, aku selalu menyedekahkan sepertiganya, sedang aku dan keluargaku memakan sepertiganya dan Dia sepertiganya.'' (HR Muslim).

Hadis di atas sesuai dengan firman-Nya, ''Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang dapat menumbuhkan menjadi tujuh bulir, dan pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.'' (QS Albaqarah [2]: 261)

Dermawan juga tidak sama dengan israaf (boros), yaitu berlebihan harta dalam membelanjakan pada suatu hal di atas kebutuhannya. Bahkan, Allah sangat tidak suka kepada hamba-hamba-Nya yang boros.

Nabi menganjurkan pada umatnya berperilaku dermawan. Sebaliknya, Allah dan Rasul-Nya sangat mencela terhadap orang-orang yang bakhil (kikir). Maka, ketika kita berbagi, sesungguhnya ''kebaikan'' dari berbagi itu untuk diri kita sendiri.

Hikmah Silaturahim

''Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezeki dan dipanjangkan usianya hendaklah ia senantiasa menjaga silaturahim.'' (HR Muslim, dari Anas bin Malik RA).

Tak ada yang mampu menghindar dari masalah selama menjalani kehidupan di dunia. Bahkan, tantangan hidup dari hari ke hari terasa kian kompleks. Rasul dan orang-orang beriman di masa lalu pun pernah hampir putus asa ketika menerima cobaan yang demikian berat dari Allah SWT.

Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 214 disebutkan, ''Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang padamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ''Bilakah datangnya pertolongan Allah?''

Mengapa ada yang mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dan ada yang tidak? Kuncinya sebenarnya adalah silaturahim. Tentu, tak hanya sekadar mendatangi saudara, kerabat, atau kenalan dengan pertemuan yang penuh basa-basi. Namun, pertemuan itu untuk mengukuhkan persaudaraan dan untuk selalu berbagi pengalaman; bercerita, dan mendengarkan.

Dengan berbagi, kita menjadi tahu betapapun beratnya masalah yang kita hadapi, sesungguhnya kita tidaklah sendiri. Orang lain juga menghadapi masalah yang sama, bahkan mungkin lebih berat dengan bentuk yang berbeda. Jika sudah demikian, kita akan bisa lebih tegar menghadapi masalah, dan saling menguatkan. Semangat hidup pun tumbuh kembali.

Tidak keliru bila dalam hadis di atas Rasulullah SAW sangat menganjurkan silaturahim, yang hikmahnya antara lain akan membuat kita jadi panjang umur. Kalau saja tidak rajin silaturahim, dengan sedikit masalah saja akan membuat kita lekas putus asa. Hidup tanpa harapan atau malah mengakhiri hidup secara tragis.

Namun dengan memperbanyak silaturahim, masalah apa pun yang menimpa, bisa kita hadapi dengan ketegaran. Kita bisa saling mengingatkan untuk tidak berputus asa, sebagaimana bunyi akhir ayat 214 surat Al-Baqarah, ''.... Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.'' Wallahu a'lam bish-shawab.

Marah dan Lemah Lembut

Kelemahlembutan adalah akhlak yang mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah Ta'ala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya sengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika ia hadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah Ta'ala dan makhluk-makhluk-Nya. Orang yang memiliki akhlak lemah lembut ini, Insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Karena setiap manusia tidak pernah terpisah dari problema hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia akan gagal untuk menyelesaikan problemnya. Dengan agungnya akhlak ini hingga Rasulullah SAW memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya, "Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)." (H.R Muslim).

Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain. Padahal Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu marah." Dan beliau mengulangi berkali-kali dengan bersabda : "Janganlah kamu marah." (HR. Bukhari). Dari hadis ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah.

Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh dorongan hawa nafsu yang menyebabkan pelakunya melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji. Sikap ini menjauhkannya dari kelemahlembutan. Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah dikatakan seorang yang kuat dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (Muttafaqun 'Alaih).

Ulama telah menjelaskan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit marah yang tercela yang ada pada seorang hamba, yaitu, pertama, berdoa kepada Allah SWT yang membimbing dan menunjuki hamba-hamaba-Nya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri mereka (QS. Ghafir : 60).

Kedua, terus menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Qur'an, bertasbih, bertahlil dan istighfar karena Allah telah menjelaskna bahwa hati manusia akan tenang dan tentram dengan mengingatn-Nya (QS. Ar-Ra'd : 28).

Ketiga, mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan amarah dan balasan bagi orang yang mampu menahan amarahnya, seperti sabda Nabi, "Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya dihadapan para makhluk-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemauannya." (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Shahihul jami' No.6398).

Keempat, berusaha untuk lemah lembut. Betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Nabi SAW bersabda, "Tidaklah kelembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan menjadikannya jelek. "(HR. Muslim). Allah SWT mencintai kelembutan, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyenangi kelembutan dalam segala usrusan. Dan Dia memberikan pada kelembutan apa yang tidak diberikan-Nya kepada kebengisan."(HR. Muslim). Wallahu a'lam

Memilih Pemimpin

Wacana pemilihan pemimpin negeri ini kembali menghangat. Termasuk memilih pemimpin Bank Indonesia. Dalam Islam, menjadi pemimpin bukan perkara yang mudah. Tentu saja karena harus memenuhi beberapa kriteria. Baik itu kriteria mutlak atau tambahan. Syarat mutlak seorang pemimpin dalam Islam adalah muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil, dan berkemampuan.

Beberapa kriteria pemimpin di atas cukup untuk menjaring calon pemimpin unggulan. Dalam Islam, seorang pemimpin adalah manusia yang paling bertanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Konsekuensi logisnya adalah harus dipilih calon pemimpin yang handal dan kapabel berdasarkan syarat-syarat di atas. Rasulullah SAW bersabda, “Pemimpin akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari - Muslim).

Hal lain yang juga harus dipahami kaum Muslimin bahwa syarat-syarat calon pemimpin tersebut adalah syarat yang harus dipenuhi. Sebagai seorang Muslim kita harus tunduk dan patuh terhadap ajaran Islam yang diturunkan Allah dan dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, dalam hal memilih pemimpin pun kita harus mengembalikan kepada ajaran Islam. Tidak boleh berdasarkan akal atau hawa nafsu kita semata yang tidak mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Pemimpin dalam Islam hanya bisa ditegakkan dengan mengamalkan kehidupan berjama'ah di bawah pimpinan seorang khalifah (baca; QS. Ali Imron : 103)

Memilih pemimpin termasuk menentukan masa depan kita. Sedikit saja kita melakukan kesalahan, maka alamat fatal yang kita terima. Kesalahan kita itu harus dibayar mahal dengan pengorbanan yang mungkin adalah kesia-siaan. Dengan demikian, harus pandai memilih dan memilah calon pemimpin kita. Tentu saja, mereka harus memenuhi syarat-syarat di atas. Firman Allah: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat baik dan membantu sanak kerabat. Dan mencegah dari kekejian dan kemungkaran dan aniaya (melampaui batas). Allah menasihati kamu supaya kamu ingat. (QS. An-Nahl; 90).

Kedepan, semoga kita, kaum Muslimin Indonesia bisa memilih pemimpin yang sesuai dengan apa yang telah disyaratkan Islam. Wallahua'lam.

Musibah Terbesar

Kematian merupakan musibah paling besar, karena itu Allah SWT menamakannya dengan 'musibah maut', "...jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya (musibah) kematian...." (Qs. Al-Maidah :106). Bila seorang hamba ahli keta'atan didatangi kematian, ia menyesal mengapa tidak menambah amal shalihnya selama hidup di dunia. Sebaliknya, bila ia seorang ahli maksiat yang didatangi oleh kematian, maka ia akan menyesali atas perbuatan melampaui batas yang dilakukannya dan berkeinginan dapat dikembalikan ke dunia lagi sehingga dapat bertaubat kepada Allah SWT dan beramal shalih. Namun, itu semua mustahil dan tidak akan pernah terjadi. (Qs. Fushshilat : 24, Qs. Al-Mu'minun : 99-100)

Kematian juga merupakan penghancur segala kenikmatan. Itulah mengapa mati dikatakan sebagai musibah paling besar dibanding gempa bumi, tsunami, banjir dan kemarau panjang. Nabi SAW bersabda, "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut)," (HR. At-Tirmidzi).

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”, merupakan ucapan ringkas tapi padat, menghimpun makna peringatan dan mengandung nasihat yang teramat dalam. Sebab, orang yang benar-benar mengingat kematian, pasti akan mengurangi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, mencegahnya untuk bercita-cita mendapatkannya di masa yang akan datang serta membuatnya menghindar dari mengangankannya, sekalipun hal itu masih memungkinkan untuk dicapainya.

Karena itu, jiwa yang beku dan hati yang lalai selalu memerlukan wejangan yang lebih lama dari para penyuluh dan untaian kata-kata yang meluluhkan sebab bila tidak, sebenarnya ucapan beliau tersebut dan firman Allah ubhanahu wata’ala dalam surat Ali 'Imran ayat 185, (artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati) sudah cukup bagi pendengar dan pemerhati-nya.!!”

Meskipun kematian yang bakal menimpa setiap anak Adam merupakan musibah yang paling besar, namun siapa saja dari orang beriman yang paling banyak mengingatnya, maka ia termasuk orang-orang yang cerdik. Suatu ketika, Ibnu Umar ra pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasulullah SAW sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “Mereka (adalah) yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

Meskipun kematian merupakan musibah paling besar, namun bagi seorang muslim yang cerdas, tentu dari jauh-jauh hari ia sudah mempersiapkan segalanya sebagai bekal bila sewaktu-waktu kematian itu dating. Wallahua’lam.

Mewaspadai Makanan

Suatu ketika, usai menunaikan ibadah haji, seorang sufi, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli satu kg kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT," kata malaikat yang satu.

'Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya ditolak karena empat bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim," Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.

"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang?" tanya ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat.

"Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?" pinta Ibrahim.
"Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," ujar pemuda itu.
"Dimana alamat saudara-saudaramu?" biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui. Walau berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada di bawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar lagi malaikat bercakap-cakap. "Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain," kata malaikat yang satu.

"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram. Sekarang ia sudah bebas," jelas malaikat satunya lagi.

Karena itu berhati-hatilah dengan makanan yang kita makan. Sudah halal ataukah belum? Lebih baik tinggalkan jika ragu-ragu.

Amanah

“Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Janji-janji adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Para pemimpin juga memikul amanah yang sangat besar.

Terkait dengan pemimpin ini, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Setiap insan pasti memikul amanah. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi bodoh.” (Al-Ahzab 72)

Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Rasulullah bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

Dari nash-nash Al-Qur’an dan hadis di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal.

Amanah besar yang dapat dirasakan oleh setiap pemimpin dari ayat di atas adalah bagaimana melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya. Wallahua’lam

Al - A'war, Setan Penyeru Zina

Memoles kesesatan agar tampak baik dan menarik hati adalah jurus abadi iblis dan antek-anteknya. Bahkan inilah jurus pertama iblis sebelum menggoda manusia untuk bergumul dengan dosa. Allah berfirman, “Iblis berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (Al-Hijr 39)

Maka setan menghiasi perbuatan keji terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan menyesatkan manusia. Ibnul Qayyim mengomentari ayat tersebut, “Di antara strategi iblis adalah menyihir akal secara kontinyu hingga terpedaya, tidak ada yang selamat darinya kecuali yang dikehendaki Allah. Dia menghiasi perbuatan yang hakekatnya menimbulkan madharat sehingga tampak sebagai perbuatan yang paling bermanfaat. Begitupun sebaliknya, dia mencitrakan buruk perbuatan yang bermanfaat sehingga nampak mendatangkan madharat…”
Komandan Setan Penyeru Zina

Strategi yang sama ditempuh oleh iblis laknatullah ‘alaih untuk menyebarkan luaskan perbuatan zina yang merupakan dosa besar di dalam Islam. Tidak hanya itu, iblis menjadikan hal ini sebagai target utama, sehingga dia melakukan sayembara bagi setan manapun yang mampu menjerumus-kan manusia kepada zina, maka iblis akan memakaikan mahkota di kepalanya sebagai tanda jasa.

Rasululah bersabda tentang hal ini, “Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan istrinya.” Iblis berkata: “Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata: “Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata: “Ya, kamu (yang mendapat mahkota)!” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1280)

Iblis juga menyiapkan pasukan khusus yang dikomandani oleh anaknya sendiri bernama Al-A’war. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war. Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia. (Talbisul Iblis, Ibnu Al-Jauzy hal. 41)

Al-A’war juga merekrut para setan dari golongan manusia sebagai tim sukses untuk mengkampanyekan perbuatan zina. Segala cara ditempuh, segala sarana dan media digunakan.

Memasang Banyak Umpan

Sebagaimana seorang pemancing, dia harus memasang umpan agar ikan mau mendekati kailnya. Maka setan memasang umpan agar si korban mau mendatangi perangkapnya. Umpan tersebut berupa ‘Nisa’un kaasiyat ‘ariyat’, wanita yang berpakaian telanjang, pornografi, porno aksi dan perangkatnya. Umpan tersebut dipasang di tempat-tempat yang strategis, sehingga memungkinkan bagi mangsa untuk melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah televisi dan media cetak. Maka jika kita lihat di televisi kita banyak berjejal wanita yang berpakaian tapi telanjang, lagu dan tarian erotis, film-film jorok yang bisa disaksikan oleh semua orang. Itu pertanda setan Al-A’war telah berhasil merekrut banyak orang untuk dia jadikan sebagai umpannya. Demikian pula dengan tabloid, koran dan majalah-majalah berjenis kelamin ‘XXX’ yang menjadikan pornografi sebagai menu utama.

Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa

Al-A’war tidak membiarkan umpan-umpan itu menyebar begitu saja. Karena masih banyak orang-orang waras yang akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat yang akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah dan kilah sebagai penyedap rasa. Sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpati, yang simpati menjadi bala-tentaranya.

Di antara istilah yang diilhamkan Al-A’war kepada para anteknya dari golongan manusia adalah menamakan budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan, pacaran sebagai upaya penjajakan dan persiapan, nyanyian jorok dan tarian erotis sebagai seni dan porno aksi disebut sebagai kebebasan berekspresi.

Bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah yang berasumsi baik adalah jurus tersendiri di antara jurus iblis yang diwariskan kepada generasinya. Seperti ketika dia membujuk Adam dengan perkataannya, “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Thaha: 120)

Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya dengan pohon Khuldi, pohon yang apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di jannah.
Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji dengan nama yang disukai hati.

Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran yang layak untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus menerus, berita dusta dianggap fakta, kesesatan menjelma sebagai kebenaran dalam pandangan manusia. Konon media barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah, tetapi berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas adalah yang dikemas sehingga tak nampak kedustaannya sedangkan berita bodoh adalah berita yang tampak kedustaannya.

Nampaknya usaha Al-A’war dan bala tentaranya betul-betul menuai panen raya. Begitu banyak generasi kita yang jatuh ke dalam pelukannya. Mereka mengikuti bujuk rayu Al-A’war, mendatangi umpannya, lalu menelan kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.

Akan tetapi, tidak sepantasnya kita berputus asa, karena betapapun gigihnya usaha setan, bagi orang yang beriman dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan itu lemah, “Karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (An-Nisa’: 76)

Menjauhi umpan setan, merusaknya hingga nampak maksud jahatnya di hadapan manusia adalah sebagian solusi dan benteng bagi kita dan umat Islam dari serangan Al-A’war dan bala tentaranya, Wallahul muwaffiq.

10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

Ibnu Abas r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad-daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah, shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih.

Selanjutnya Rasulullah SAW ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.”

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah al-jayyuf itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya.”

Beliau ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mengadu domba.”

Beliau ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Beliau menjawab, “Germo.”
Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah ad-dayyus itu?” Beliau menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.”

Rasulullah SAW ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang besar.”

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang kecil.”

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah al-’utul itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.”

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah az-zanim itu?” Beliau menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).”

Mu’adz bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?” (An-Naba’: 18)

“Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah SAW Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.
“Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih.”

“Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap.”

“Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.”

“Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.”

“Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.”

“Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri.” (HR. Qurthubi)

Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah SAW di atas? Bertobatlah, agar kita selamat dan terhindar dari salah satu gologan di atas.

Mencaci Seorang Muslim

Islam adalah agama mulia. Seluruh etika kehidupan diatur dalam Islam. Dalam Islam, tak ada seseorangpun yang dibolehkan mencaci muslim lainnya. Sebab mencaci muslim merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini seperti dalam sabda Nabi SAW, “Mencaci orang Islam (Muslim) adalah perbuatan fasiq dan membunuhnya adalah perbuatan kufur.” (HR. Bukhari, Muslim)

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara terhadap muslims lainnya, ia tidak boleh menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat karena ia menghina saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)

Termasuk perbuatan mencaci muslim di antaranya adalah menyakiti, mencela, mengadu domba serta senang menyebarkan gosip yang tidak benar, mencemarkan nama baik sehingga bisa merusak keluhuran martabat saudaranya, dan membuka rahasia pribadi yang tidak patut diketahui orang lain.

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki atau perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab : 58)

Orang yang suka mencaci seorang muslim, maka kelak semua amal yang telah dilakukannya menjadi sia-sia. Ini seperti dikatakan dalam sebuah hadis, “Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, “Rasulullah SAW ditanya, “Wahai Rasulullah, jika ada seorang wanita yang melakukan shalat malam, siang harinya ia berpuasa, tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lisannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Tiada kebaikan sedikitpun dalam amal perbuatannya, dan ia kelak akan masuk neraka.” (HR. Al Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Termasuk perbuatan mencaci muslim adalah memanggil seseorang dengan kata-kata kafir, musyrik, munafik dan sebagainya. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang memanggil seseorang dengan kata-kata kafir atau ia berkata, ‘Wahai musuh Allah, sedang orang yang dikatakan itu tidak begitu keadaannya, maka tiada lain tuduhan itu akan kembali kepada dirinya.” (HR. Bukhari)

Setiap muslim adalah saudara, karena itu tak layak jika sesama muslim harus saling mencaci, mencela, menghina dan menuduh dengan tuduhan yang bukan-bukan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat : 10)

Nabi SAW menambahkan, “Setiap orang muslim terhadap muslim lainnya itu, haram darahnya, hartanya dan harga dirinya.” (HR. Muslim dan At Tirmidzi).

Jadi saudaraku, tak ada gunanya kita saling mencaci antar sesama. Bukankah Allah Yang Maha Perkasa menjadikan kita [umat Islam] sebagai umattan wahidah, umat yang satu sama lain harus saling melindungi, bahu-membahu dan tolong-menolong.

Ingat, mencaci seorang muslim, hakikatnya adalah mencaci Allah SAW, Rasul SAW dan diri kita sendiri sebagai seorang muslim.

Saudaraku, agar caci-mencaci di antara sesama muslim tidak terjadi, maka ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan. Pertama, adalah memohon kepada Allah SWT agar dia menghilangkan segala prasangka di hati kita terhadapat sesama muslim lainnya.

Kedua, jangan tinggalkan silaturrahmi. Ketiga, salinglah berkirim kabar atau nasihat-menasihati walau hanya melalui sms. Ketiga, jangan segan untuk membantu saudara kita. Jika kita membantu mereka (saudara kita) dengan uang, maka sesungguhnya uang kita adalah uang yang kita keluarkan untuk membantu saudara kita. Jadi hakikatnya, uang yang kita pegang saat ini belum menjadi uang kita sebenarnya di akhirat nanti, jika belum kita sedekahkan kepada orang yang benar-benar membutuhkan uluran tangan kita. Wallahua’lam.

Mengungkit Pemberian

"Ada tiga golongan yang tidak bisa masuk surga; pertama, orang yang durhaka kepada kedua orang tua, kedua, peminum khamer dan ketiga, orang yang mengungkit-ungkit pemberian."

Yang dimasksud mengungkit-ungkit pemberian adalah orang yang telah memberikan sesuatu kepada seseorang, kemudian dalam kesempatan lain orang yang memberi merasa jengkel kepada orang
yang telah diberi tersebut, kemudian dia (yang memberi) mengungkit-ungkit kembali pemberiannya.

Tujuan dari mengungkit-ungkit pemberian itu adalah agar yang diberi ingat dan sadar bahwa dia pernah berhutang budi kepadanya, sehingga ia mau berbuat baik terhadapnya.
Mengungkit-ungkit pemberian merupakan perbuatan yang tercela dalam Islam. Allah SWT sendiri membeci perbuatan tersebut seperti dalam firman-Nya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganjlah
kamu sekali-kali membatalkan sedekahmu dengan mengungkit-ungkit dan menyakitkan hati." (QS. Al Baqarah : 264)

mengungkit-ungkit pemberian selain merupakan perbuatan yang dibenci dalam Islam, ia juga menjadi penyebab seseorang masuk ke dalam neraka seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Ada tiga golongan
di hari kiamat dimana Allah tidak berbicara, tidak melihat dan tidak pula mensucikan mereka dan bahkan bagi mereka siksa yang pedih. Yakni orang yang menutupkan sarungnya hingga mata kaki, orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya,
dan orang yang menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu." (HR. Muslim)

Dari penjelasan ayat dan hadis di atas, jelaslah bagi setiap muslim bahwa memberi dengan mengungkit-ungkit kembali termasuk perbuatan tercela yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasul SAW. Selain itu, mengungkit-ungkit pemberian merupakan
perbuatan zalim yang akan menimbulkan permusuhan dan kebencian antara pemberi dan penerimanya, sebab yang menerima merasa tercoreng nama baiknya, sementara pemberinnya akan timbul rasa sombong kepada orang yang pernah diberinya.

Allah SWT akan menghilangkan pahala orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian seperti pesan Rasulullah SAW, "Jauhilah olehmu akan mengungkit-ungkit pemberian karena yang demikian itu dapat menggagalkan kesyukuran dan menghilangkan pahala." (HR.Muslim)

Jadi, memberilah dengan penuh keikhlasan. Jangan memberi karena ingin berharap bisa mendapatkan sesuatu seperti; jabatan, harta dan sebagainya. Wallahua'lam.

Nabi Palsu

Kehidupan di akhir jaman, seperti saat ini, penuh dengan fitnah dan kekacauan, kekufuran, kefasikan dan pembangkangan terhadap ajaran agama sangat marak, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Segeralah melakukan amal-amal kebajikan untuk menghadapi fitnah (yang dahsyatnya) bagaikan gelap gulita, dimana seseorang dipagi hari masih beriman manun disore harinya ia menjadi kafir, atau disore harinya ia masih sebagai mukmin namun di pagi harinya ia berubah menjadi kafir, menukar agamanya dengan materi duniawi”. (HR. Muslim)

Hari ini, ada sebagian orang yang mengklaim beragama Islam, namun tidak peduli terhadap ajaran-ajaran agamanya. Agama yang dianutnya tidak lagi dijadikan sebagai jalan untuk menempuh kehidupan fana ini, bahkan banyak yang menjual agamanya demi mendapatkan sesuap nasi, kedudukan, meraih jabatan, harta kekayaan, wanita dan seterusnya.

Di antara sekian fitnah yang nampak dan telah disebutkan oleh Nabi SAW sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat, adalah munculnya dajjal-dajjal pendusta, yaitu orang-orang yang mengaku sebagai Nabi SAW atau Isa al-masih.

Fenomena ini sudah diberitakan oleh Rasulullah SAW, “Kiamat tidak akan terjadi sebelum muncul para dajjal pendusta yang hampir mencapai 30 orang, masing-masing mengaku bahwa dirinya adalah Rasulullah”. (Bukhari-Muslim)

Hari ini, kita bisa menyaksikan dimedia cetak maupun elektronik informasi tentang munculnya beberapa orang yang mengaku sebagai Nabi Muhammad SAW. Padahal, Rasul SAW telah bersabda, “…Dan tidak terjadi hari kiamat sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umat-Ku menjadi musyrik dan sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umatku menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada pada umatku 30 pendusta, masing-masing mereka mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Munculnya Nabi-Nabi palsu dan Isa al-masih palsu, sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah umat Islam, bahkan ia muncul sejak dini, sejak Nabi SAW masih hidup hingga sekarang.

Di antara Nabi palsu yang muncul di zaman Nabi SAW adalah; Al-Aswad al-`Anasiy, Thulaihah bin Khuwailid, Musailamah al Kazzab, Sajjah. Nabi palsu di masa dinasti Umawiyah dan Abbasiyah; al-Mukhtar, Bayan bin Sam`an, al-Mughirah bin Sa`ad al-`ajaliy, Abu Manshur al-`ajaliy.

Di Indonesia pun muncul Nabi palsu di antaranya, Lia Eden dan Ahmad Mosaddeq Al-Masih al-Mau`ud dengan al-Qiyadah al-Islamiyahnya. Padahal, Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW secara tegas menyatakan, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab : 40). "Aku adalah penutup para Nabi, dan tidak ada Nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi). Wallahua'lam

Meratapi Mayat

Menangisi salah seorang anggota keluarga yang meninggal dunia adalah suatu kewajaran. Sementara nihayah ialah meratapi orang yang meninggal dengan suara tangis yang berlebihan atau menampar-nampar pipi, mencakar muka, merobek-robek baju semata-mata karena tidak terima atas kehendak Allah SWT atas kematian salah seorang keluarganya.

Nihayah, masih sering kita jumpai di tengah kehidupan masyarakat. Perbuatan nihayah ini sangat dilarang dalam Islam. Banyak hadis Rasulullah SAW yang melarang perbuatan itu. Salah satu sabdanya, "Bukan termasuk dari golongan kami orang yang menampar-nampar pipinya, merobek-robek sakunya dan berdoa dengan cara jahiliyah." (HR. Al Bukhari)

Nihayah juga merupakan salah satu tanda kekufuran seorang hamba. Rasul SAW bersabda, "Dua tanda pada manusia yang dengannya mereka menjadi kufur yaitu cercaan pada keluarga dan meratapi mayat." (HR. Muslim)

Menangisi orang yang mati dengan melampaui batas kewajaran sehingga seolah-olah tidak menerima ketentuan Allah yang berlaku bagi setiap orang yang meninggal dunia adalah perbuatan yang dilarang. Namun jika sekedar menangis dan bersedih hati tidak termasuk perbuatan nihayah, sebab sedih dan tangis merupakan fitrah setiap manusia.

Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika putra kesayangannya, Ibrahim wafat. Ketika ditanya mengapa menangis, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, mata ini dapat melinangkan air mata dan hati merasa sedih dan kami tak mengucapkan kecuali kata-kata yang diridhai Tuhan kami." (HR. Bukhari)

Ditinggal mati oleh orang yang kita cintai memang terasa begitu pedih. Tapi, siapa saja yang menerima ujian dari Allah (kematian anggota keluarga) itu dengan sabar, niscaya Allah SWT akan memberi pahala yang cukup kepadanya di akhirat kelak.

Rasulullah SAW bersabda, "Tiada satu pun musibah yang menimpa orang beriman kecuali Allah SWT akan menghapus dosanya meskipun hanya seujung duri mengenai dirinya." (HR. Muslim)

Begitu juga bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya, lalu ia tidak berbuat nihayah tapi justeru memuji Allah SWT, maka ia akan masuk surga. Nabi SAW bersabda, "Siapa saja dari umatku yang ditinggal mati oleh anaknya baik laki-laki atau perempuan sedang keadaan mereka keduanya itu belum baligh (dewasa), maka ia akan masuk surga." (HR. Ibnu Abbas)

Bahkan Allah SWT akan membuatkan rumah di dalam surga bagi orang tua yang sabar ketika buah hatinya dipanggil oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Bila anak seorang hamba Allah wafat, niscaya Allah berfirman kepada malaikat, "Kamu telah mencabut nyawa seorang anak hamba-Ku?" Malaikat menjawab, "Dia memuji-Mu, ya Allah dan minta dikembalikan kepada-Mu." Allah berfirman, "Dirikanlah rumah di surga untuk seorang hamba-Ku ini dan namailah rumah itu dengan "BAITUL HAMDI". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Hibban). Wallahua'lam

Mencintai yang Lemah

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah ada seorang pengemis Yahudi buta. Hari demi hari bila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Namun demikian, setiap pagi juga Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.

Rasulullah SAW melakukannya setiap hari hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.a menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahanda engkau adalah seorang ahli sunnah,hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar r.a.

”Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.a.

Ke esokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abu Bakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu.

”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada.

Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.

Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menyantuni orang yang lemah, yang ada di sekitar kita?