Kehidupan di akhir jaman, seperti saat ini, penuh dengan fitnah dan kekacauan, kekufuran, kefasikan dan pembangkangan terhadap ajaran agama sangat marak, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Segeralah melakukan amal-amal kebajikan untuk menghadapi fitnah (yang dahsyatnya) bagaikan gelap gulita, dimana seseorang dipagi hari masih beriman manun disore harinya ia menjadi kafir, atau disore harinya ia masih sebagai mukmin namun di pagi harinya ia berubah menjadi kafir, menukar agamanya dengan materi duniawi”. (HR. Muslim)
Hari ini, ada sebagian orang yang mengklaim beragama Islam, namun tidak peduli terhadap ajaran-ajaran agamanya. Agama yang dianutnya tidak lagi dijadikan sebagai jalan untuk menempuh kehidupan fana ini, bahkan banyak yang menjual agamanya demi mendapatkan sesuap nasi, kedudukan, meraih jabatan, harta kekayaan, wanita dan seterusnya.
Di antara sekian fitnah yang nampak dan telah disebutkan oleh Nabi SAW sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat, adalah munculnya dajjal-dajjal pendusta, yaitu orang-orang yang mengaku sebagai Nabi SAW atau Isa al-masih.
Fenomena ini sudah diberitakan oleh Rasulullah SAW, “Kiamat tidak akan terjadi sebelum muncul para dajjal pendusta yang hampir mencapai 30 orang, masing-masing mengaku bahwa dirinya adalah Rasulullah”. (Bukhari-Muslim)
Hari ini, kita bisa menyaksikan dimedia cetak maupun elektronik informasi tentang munculnya beberapa orang yang mengaku sebagai Nabi Muhammad SAW. Padahal, Rasul SAW telah bersabda, “…Dan tidak terjadi hari kiamat sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umat-Ku menjadi musyrik dan sampai bangsa-bangsa (suku-suku) dari umatku menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada pada umatku 30 pendusta, masing-masing mereka mengaku bahwa dirinya adalah Nabi, dan aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Munculnya Nabi-Nabi palsu dan Isa al-masih palsu, sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah umat Islam, bahkan ia muncul sejak dini, sejak Nabi SAW masih hidup hingga sekarang.
Di antara Nabi palsu yang muncul di zaman Nabi SAW adalah; Al-Aswad al-`Anasiy, Thulaihah bin Khuwailid, Musailamah al Kazzab, Sajjah. Nabi palsu di masa dinasti Umawiyah dan Abbasiyah; al-Mukhtar, Bayan bin Sam`an, al-Mughirah bin Sa`ad al-`ajaliy, Abu Manshur al-`ajaliy.
Di Indonesia pun muncul Nabi palsu di antaranya, Lia Eden dan Ahmad Mosaddeq Al-Masih al-Mau`ud dengan al-Qiyadah al-Islamiyahnya. Padahal, Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW secara tegas menyatakan, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab : 40). "Aku adalah penutup para Nabi, dan tidak ada Nabi setelahku”. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi). Wallahua'lam
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selama anda membaca tulisan dalam blog ini, maka silahkan komentari.